PELANGI99 - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintahannya mencegah korupsi melalui perbaikan sistem kerja yang efisien dan transparan.
“Kalau sistem terbangun baik, ruang korupsi jadi tidak ada. Penindakan dilakukan secara masif dan keras oleh KPK,” kata Jokowi ditemui wartawan di Lotte Hotel, Seoul pada Minggu (15/05/2016) petang
PELANGI99 - Presiden tiba di ibu kota Korsel pada sekitar pukul 17:05 waktu setempat dan melakukan pertemuan diaspora bersama sekitar 1.300 WNI yang datang dari berbagai penjuru negara itu
Peserta forum Diaspora memberikan pertanyaan kepada Presiden mengenai apa persoalan paling rumit yang dialami presiden, dan Jokowi menjawab korupsi sebagai masalah terumit pertama.
Jokowi menjelaskan fokus utama pemerintahannya saat ini adalah membangun sistem untuk mencegah kesempatan korupsi.
“Perbaiki sistemnya. Misalnya BKPM, dulu bisa berbulan-bulan, sekarang tiga jam. Cegah gratifikasi dan amplop-amplop,” kata Jokowi terkait upaya yang tengah dilakukan pemerintahannya.
Selain itu, hal kedua yang disebutkan Presiden adalah pengadaan lapangan kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
“Walau Eropa di atas 30 persen, di Indonesia 5,6 persen tapi dikali 250 juta bukan angka kecil, bukan angka sedikit,” jelas Jokowi terkait total pengangguran.
Kemudian, penyelesaian masalah kemiskinan menjadi hal ketiga yang Jokowi sebut sebagai hal rumit untuk dientaskan.
Presiden menyebutkan kesenjangan antara masyarakat kaya dan miskin harus dihilangkan.
Jokowi juga mengatakan pemerintah juga sedang mengatasi kesenjangan wilayah dengan membangun infrastruktur transportasi seperti pelabuhan dan bandara serta jalan tol dan jalur kereta api di luar Pulau Jawa.
“Kelima, tentu saja kita ingin pertumbuhan ekonomi meningkat lagi, tapi masalahnya semua negara pertumbuhannya turun,” jelas Presiden.
Pemerintah Indonesia sedang melakukan promosi investasi dan bisnis kepada investor, baik lokal maupun asing dengan melakukan deregulasi ekonomi untuk kemudahan bisnis.
Selain itu, pembangunan infrastruktur transportasi juga diharapkan mampu mendongkrak kesenjangan ekonomi dan memperkuat ketersambungan antar-pulau yang dapat mengerek turun biaya logistik.
Dengan menurunnya biaya logistik, maka otomatis dapat menurunkan harga barang kebutuhan pokok di daerah, terutama kawasan pelosok.
Presiden melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan pada 15-18 Mei 2016 membawa sejumlah agenda antara lain kerja sama politik dan ekonomi serta kebudayaan.
Diaspora di Korsel sangat antusias menyambut Jokowi dan mendengar penjelasan Jokowi. Bahkan ribuan WNI histeris dan ingin bersalam – salaman dengan Presiden.
Sementara itu Dubes RI untuk Korsel John A Prasetio mengatakan beberapa WNI yang hadir tidak hanya berasal dari Kota Seoul, tapi juga ada yang datang dari Kota Busan di Korsel bagian selatan.
“Kesimpulan saya ya bahwa warga kita punya semangat yang tinggi untuk bertatap muka, bersilaturahim dengan Bapak Presiden dan saya pun senang karena ini semua pertanda bahwa WNI di Korea sangat mencintai Bapak Jokowi,” ujar John.
Menurut Dubes, sekitar 1.080 pekerja Indonesia, 250 pelajar dan mahasiswa Indonesia serta 20 orang warga Indonesia yang menetap di Korea karena menikah dengan warga lokal hadir dalam acara tersebut.
Jokowi juga menyayangkan, ketika pembebasan 10 WNI berhasil, ternyata banyak komentar yang bukannya bersyukur tapi justru gaduh. Dalam proses pembebasan memang banyak pihak yang mengaku memiliki akses ke Abu Sayyaf, namun Presiden menegaskan agar tidak meminta uang kepada pemerintah jika ingin membantu.
“Boleh bantu-bantu dengan catatan di bawah koordinasi Bu Menlu dan Panglima TNI. Kedua, jangan minta uang pemerintah. Setelah dilepaskan kok ramai,” kata Jokowi.
“Kita tahu dari negara lain ada yang dieksekusi, dipotong kayak gitu. Kita yang 10 bisa dibebaskan kok ramai. Kadang tidak ngerti saya orang-orang kita gimana. Apa memangnya mudah membebaskan seperti itu, sangat sulit, medan juga sulit,” imbuhnya.
Presiden mengaku heran saat membaca komentar warga di media online soal pembebasan 10 sandera WNI. Ia juga sudah menegaskan kalau pembebasan sandera tanpa uang tebusan.
“Saya senang baca komentar-komentar. Geleng-geleng saya. Harusnya kan alhamdulilah. Saya sudah sampaikan pemerintah tidak bayar sama sekali dan bisa lepaskan 10 orang, kok tidak bersyukur. Tiga hari saya lihat makin rame (komentarnya). Negara lain bebas 1 mereka benar-benar berterimakasih sama yang bebasin,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar